Senin, 06 April 2015

Manusia dan Peradaban

A.     Hakikat Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab, kasar, kurang ajar dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis.Peradaban sebagai suatu perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai kesatuan yang utuh.
Huntington (2001) mendefinisikan peradaban sebagai The highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh oleh manusia. Manusia beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal).
Kami melihat pernyataan Huntington sebagai teori yang seharusnya ada dan tetap melekat pada diri manusia di era modernisasi ini. Tetapi kenapa di zaman sekarang ini, manusia beradab seperti sulit untuk ditemui. Ada yang kelihatannya baik, tapi palsu. Dan terlebih lagi palsu lebih mudah untuk kelihatan.
Muhammad A.S. Hikam (1999) dalam bukunya Demokrasi dan civil society memberikan definisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), keswadayaan (self-supporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan Negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

B.     Makhluk Beradap dan Masyarakat Beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak.  Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.  Sedangkan menurut istilah, adab ialah  “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus.Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab.  Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
1.    Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.    Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3.    Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
            Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya.Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan  lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah.  Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah  istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
C.     Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban
1.      Evolusi Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
a. Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
b. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis. 
a.       Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)
2. Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
a.       Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
b.      Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
c.       Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.
Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
1.      Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
2.      Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3.      Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
4.      Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai. 
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

2.         Wujud Peradaban
Peradaban tidak hanya berwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang social budaya. Penemuan dan revolusi dibidang teknologi memengaruhi kehidupan social budaya masyarakatnya, dan juga sebaliknya. Selanjutnya, bidang social budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang social budaya mencakup system kekuasaan, system kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi social yang dibentuk kala itu.
b.      Globalisasi sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara.Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya.Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

D.     Dinamika Peradaban Global
1.      Asal Mula Munculnya Peradaban Global
Menurut Arnold Y Toynbee, seorang sejarawan asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai tanggapan (respons) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya.Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan.Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya. Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan.Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan. Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.
Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
a. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 M.
b. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
c. Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M- sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan.Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau.Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian.Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia.Pada awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan.Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris.Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1700-1970.Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712.Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
a. Komunikasi dan data prosesing.
b. Penerbangan dan angkasa luar.
c. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
d. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global).Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.
2.      Pengertian Peradaban Global
Secara umum peradaban global dapat diartikan sebagai perkembangan budaya yang menjadi ciri khas dan milik suatu masyarakat secara menyeluruh.Peradaban global juga diartikan sebagai sebuah tahapan tertinggi dari kemajuan budaya (Evolusi Budaya) yang membedakan manusia yang beradab dengan manusia yang tidak beradab/ biadab.
3.      Dampak Positif Dan Negatif Peradaban Global
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a.   Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
b. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan    dengan manusia lain.
c.  Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efisiensi.
Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.
c. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
d. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
E.      Problematika Peradaban
Perbedaan mencolok dari peradaban yang dianut oleh manusia terletak pada tingkat intelektual, perasaan keindahan, penguasaan teknologi, dan tingkat spiritual yang dianutnya.
Bentuk kebudayaan masyarakat modern zaman sekarang cendrung meniru kebudayaan barat, baik pola kehidupan, cara berpikir, ideologi, dan politiknya. Hal ini membuat perkembangan dan perkembangan mereka meninggalkan konsep masyarakat tradisional.
Meskipun struktur masyarakat modern yang cendrung kebaratan ini sangat rapuh bila dibandingkan dengan masyarakat tradisional, namun mereka menguasai sektor-sektor penting dan strategis dalam kehidupan.
Mereka mempunyai misi untuk menyatukan antara masyarakat modern dan masyarakat tradisional dengan cara menarik masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Oleh karena itu terjadilah perlawanan-perlawanan dari usaha ini. Dimana masyarakat modern cendrung bersifat agresif dan otoriter dalam menghadapi masyarakat tradisional.
Masyarakat modern cendrung menggunakan alternative cara barat untuk menyelesaikan suatu masalah, dari pada kembali kepada pandangan hidup masyarakat tradisional.
Namun demikian cara-cara tersebut tidak dapat pula mengubah pandangan hidup masyarakat tradisional dalam keimanan, perasaan nasionalisme, kemerdekaan, dan kehormatan.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi.Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme.Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks




4.       


Rabu, 25 Maret 2015

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

A.    Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia sebagai makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang  mengalami kondisi manusia. Ini di ikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya,  ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal  untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang  menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang  lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.  Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.  Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya.

B.     Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil  pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri di masa akan datang.

C.     Dinamika Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana symbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

D.    Dilema Kepentingan Individu dan Masyarakat
Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk  kepentingan rakyat. Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus diutamakan. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
Kita semua berharap pada setiap perubahan jaman yang akan mewujudkan harapan dan cita-cita setiap individu sebagai personalitas dan masyarakat sebagai komplementer. Karena terwujudnya suatu tatanan kehidupan yang harmonis dalam suatu lingkungan yang damai adalah harapan setiap insan di dunia dan meskipun dengan meniadakan sama sekali terjadinya konflik adalah suatu hal yang tidak mungkin disebabkan banyaknya kepentingan individu (egoistis, atomistis) dalam mencapai tujuannya dan individu didalam suatu masyarakat (kolektivistis) terkadang memungkin terjadinya konflik dan penyerapan konflik diupayakan melalui hasrat yang bersifat mengatur atau menjaga keseimbangan karena apabila tidak suatu fungsi yang mengatur atau menjaga keseimbangan maka kedua kepentingan tersebut akan tidak dapat dikendalikan.

1)      Paham Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagai individu adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hak-hak itu terpenuhi maka kehidupan manusia akan terjamin dan bahagia. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka masyarakat pun akan sejahtera. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individual yang harus diutmakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tinggi yang harus diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Individualisme adalah sentral kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.
Paham individualisme menghasilkan idiologi liberlisme. Paham ini bisa disebut juga idiologi individualisme liberal. Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme menolak segala pengekangan terhadap individu. Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Beberapa prinsip yang dikembangkan idiologi liberalisme adalah sebagai berikut :
a.       Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilihan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial.
b.      Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. Prinsip ini juga mengandung pengertian membiarkan setiap orang untuk melakukan setiap aktivitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa kemakmuran bersama.
c.       Pemberian kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer, sedangkan masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat kebebasan dan kepuasan maka masyarakat akan mendapat kemakmuran.

d.      Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara, berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghasilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan liberalisme dalam bidang sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekspresikan sikap, perilaku, seni, dan budayanya, melahirkan manusia yang berbudaya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu, menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

2)      Pandangan sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri dimana individu-individu berada. Individu dan dianggap dari sebagai alat dari mesin raksasa masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat.
Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Individu terikat pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan individualisme. Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingangan masyarakatlah yang utama, bukan individu.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik. Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas faham individualisme liberalisme. Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan kesejahteraan ternyata banyak menimbulkan ketidak adilan antar individu itu sendiri. Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu akan tetap miskin dan semakin tersisih, dengan demikian, dalam masyarakat timbul ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti anak-anak, wanita, buruh, para pekerja hanya dieksploitasi olah orang-orang yang mampu, terutama yang menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu masyarakat.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Masyarakat yang lebih penting dari individu.
Dalam sosialisme yang radikal/ekstrim cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi perorangan. Paham individualisme liberal dan sosialisme sama-sama tumbuh di Eropa Barat pada abad ke18-19. Individualisme di pelopori oleh para tokoh, antara lain Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomah Hobbes, John Locke, Rosseau, dan Montesqueu, sedangkan pemikiran sosialis ditokohi oleh Robert Owen dari inggris (1771-1858), Lousi Blance, dan Proudhon, idiologi marxisme termasuk dalam varian sosialisme.
Ajaran marxisme dipelopori oleh Karlmax (1818-18830 Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independence Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai mahkluk individu yang bebas merdeka, tidak seorang pun berhak untuk mencampuri hal pribadinya. Manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam manifesco komunikasi Karl marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosilal semata.
Menurut paham ini, manusia sebagai makhluk pribadi tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara. Lalu, bagaimana kita memposisikan diri atas kedua pandangan tersebut? Kepentingan manakah yang harus diutamakan, kepentingan diri (privat) atau kepentingan masyarakat (publik)? Pilihan hal tersebut sesungguhnya secara filosofi dapat kita kembalikan kepada kedua pilihan dari idiologi tersebut di atas.

Jika kita simak lebih jauh, kedua pandangan di atas memiliki kelemahannya masing-masing. Kebebasan perseorangan yang merupakan inti dari ajaran individualisme liberal dalam pelaksanaanya justru mengingkari ajarannya sendiri, yaitu pesamaan. Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme baik dalam bentuk lama maupun baru. Persaingan bebas akan memunculkan kesenjangan antara kaya dengan orang miskin.
Liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrim (marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan, dalam negara komunis, mungkin terjadi kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudah menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga negara.
Dalam negara indonesia yang berfalsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut pandangan filsafat pancasila, manusia adalah mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan dua pandangan (individualisme dan sosialisme) diatas, tetapi secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai mahkluk individu sekaligus mahkluk sosial. Sekali lagi, manusia bukanlah makhluk individu dan sosial. Tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Frans Magnis Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat. Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan “internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme” (risalah sidang BPUPKI-PPKI, 1998) paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa indonesia diungkapkan dalam sila kedua mengungkapkan penghargaan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargai dan dijunjung tinggi, konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia yang perlu untuk diperjuangkan dan dilestarikan. Bangsa indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.
Kesimpulan dilema kepentingan individu dan kepentingan masyarakat ditemui, manusia adalah masa depan bagi manusia. Artinya antara kepentingan individu dan kepentingan umum adalah dimensi yang tidak dapat dipisahkan. Manusia pribadi hanya pada kaum pygmis yang hidup dan bergantung pada alam, karena tidak dapat hidup dialam lain. Ibarat spesies yang hidup dalam suatu ekosistem tertentu. Bila dipindahkan pada alam lainnya tidak sesuai ia akan mati. Manusia adalah masa depan bagi manusia, memiliki implikasi terhadap manusia sebagai makhluk individu tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidup tidak untuk dirinya, karena di dalam dirinya ada diri orang lain. Ada hak asasi pribadi dan kewajiban asasi yang merupakan equilibrium yang sempurna. Hakekat asasi yang pribadi tercermin dalam manusia individu yang disebut sebagai individu yang berketuhanan. Individu yang memiliki pengalaman secara pribadi dan hirarkis dengan tuhan, adalah manusia beriman dan hidup dalam norma serta tata aturan secara sosial untuk mewujudkan iman, manusia adalah individu yang beragama.




Minggu, 01 Maret 2015

Makalah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C.     Tujuan................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Keberagaman Budaya........................................................................................... 3
B.     Faktor-faktor Penyebab Konflik........................................................................... 4
1)      Perbedaan Individu.......................................................................................... 4
2)      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan.......................................................... 5
3)      Perbedaan Kepentingan................................................................................... 5
4)      Perubahan Sosial.............................................................................................. 5
C.     ISBD Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah..................................................... 6
BAB III PENUTUP
              I.     Kesimpulan........................................................................................................... 8
           II.     DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat.Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri.Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang bersifat ada.
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehingga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu keberagaman budaya?
2.      Apa penyebab perbedaan budaya?
3.      Apa yang menyebabkan konflik bisa terjadi?
4.      Apa itu ISBD?
5.      Apa peranan ISBD?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui Keberagaman Di Indonesia
2.      Untuk mengetahui penyebab perbedaan budaya
3.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik
4.      Untuk mengetahui arti ISBD
 5.      Untuk mengetahui peranan ISBD
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    KEBERAGAMAN BUDAYA
Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan.
     Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik : warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan.
     Ada 2 teori yang menyatakan asal mula nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu berasal dari daratan Cina Selatan, suku bangsa Yunan dan berasal dari Nusantara (dari berasal dari luar tapi berkembang dari Indonesia sendiri)
a.  Penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina selatan, Suku bangsa Yunan. Menurut teori pertama ini Suku bangsa Yunan dating ke Indonesia secara bergelombang. Ada 2 gelombang terpenting antara lain:
1.   Gelombang pertama terjadi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Mereka dikenal sebagai  rumpun bangsa Proto Melayu (Melayu Tua), mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatra, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.
2.   Gelombang kedua terjadi sekitar 2.000 tahun yang lalu, disebut Deutero Melayu (penduduk Melayu Muda), mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah Suku Bangsa Jawa, Minang-Kabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.


b.   Menurut teori “Nusantara” penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli, seperti J. Crawfurd, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf .
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:
1.      Perbedaan Ras Asal
2.      Perbedaan Lingkungan Geografis
3.      Perbedaan Latar Belakang Sejarah
4.      Perkembangan Daerah
5.      Perbedaan Agama atau Kepercayaan, dan
6.      Kemampuan Adaptasi atau Menyesuaikan Diri
Cara kita menghormati keragaman suku bangsa antara lain:
a)  Menerima suku-suku bangsa lain dalam pergaulan sehari-hari
b)  Menambah pengetahuan kita tentang suku-suku lain
c)  Tidak menjelek-jelekan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain.

               Oleh karena dengan keberagaman yang ada di Indonesia di tuntut saling menghormati antar golongan, ras maupun kebudayaan agar terciptanya keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang akan terciptanya kedamaian hidup bersama dan justru dengan keberagaman itu akan menjadi sebuah aset  berharga bagi suatu negara.
               Parawisata adalah suatu kegiatan ekonomi yang bersumber keberagaman budaya di Indonesia. Potensi keragaman dan keunikan budaya Indonesia sejak dulu sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Lombok, Papua menyuguhkan keindahan alam. Bahkan dari objek wisata dari daerah tersebut menjadi tujuan wisatawan-wisatawan mancanegara.
               Selain objek pariwisata, keberagaman juga terjadi dengan kebudayaannya menjadi aset yang penting. Seperti keberagaman alat musik tradisional dari setiap daerah, pakaian adat atau pun makanan khas dari tiap daerah yang berbeda-beda.
               Sebagai contoh adalah alat musik Angklung yang berasal dari Jawa Barat yang sudah diperkenalkan di luar Negeri seperti Amerika yang salah satunya dilakukan oleh Tricia Sumarijanto, yang mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat AS. Selain itu Angklung juga sudah di perkenalkan di Lebanon.
Namun di sisi lain keberagaman budaya ini tidak selamanya berjalan dengan harmonis atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam keberagaman ini tidak jarang terjadinya sebuah konflik yang menyebabkan terganggunya kedamaian hidup suatu daerah atau bangsa.
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatar belakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.
B.     Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.
v  Faktor-Faktor Penyebab Konflik Secara Umum :
1.     Perbedaan Individu
               Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.    Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
               Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat. Misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya konflik.
3.    Perbedaan Kepentingan
               Setiap individu atau kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok lainnya. semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Misalnya seseorang pengusaha menghendaki adanya penghematan dalam biaya suatu produksi sehingga terpaksa harus melakukan rasionalisasi pegawai. Namun, para pegawai yang terkena rasionalisasi merasa hak-haknya diabaikan sehingga perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan suatu konflik. Misalnya mengenai masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya  jumlah areal persawahan atau perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
4.    Perubahan Sosial
               Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan itu. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
               Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi searah cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.
Sebagai contoh konflik dari keberagaman itu adalah konflik yang terjadi antara suku Dayak dan suku Madura yang telah lama terjadi. Seperti peristiwa berdarah yang terjadi di Sampit.
C.     ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SOSIAL DAN BUDAYA
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh karna itu ISBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep–konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusiaan & budaya sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif. Perkembangan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan akal, moral, sopan & tatakrama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani agar mampu menciptakan merasakan, membuat karya.
Maka, jika dilihat dari tujuan dan fungsi daripada ISBD diatas maka bagi para mahasiswa yang telah mempelajarinya diharapkan mampu menjadi alternatif sebagai pemecah masalah-masalah yang berkaitan erat dalam kehidupan kita baik itu tentang sosial maupun berkenaan dengan budaya. Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan kelak memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan dapat menimbulkan minat untuk mendalaminya lebih lanjut,  sehingga mahasiswa diharapkan dapat turut mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatifitas yang mereka miliki. Setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memperlihatkan :  Minat dan kebiasaan menyelidiki apa yang sedang terjadi di sekitarnya dan di luar lingkungannya serta mampu menelaah apa yang dikerjakannya sendiri. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya memahami hubungan nilai-nilai tersebut dengan cara hidupnya sehari-hari. Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasa sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggungjawab dan menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
               ISBD memberikan alternatif sudut pandang atas pemecahan masalah sosial budaya di masyarakat. Pendekatan dalam ISBD lebih bersifat Interdisiplin atau Multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. Pendekatan dalam ISBD bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial dan budaya yang bersifat integrasi. ISBD digunakan untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subject oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu sosial tersebut.
Contohnya masalah hukum diselesaikan dengan teori hukum.


BAB III
PENUTUP
       I.            Kesimpulan
·         Di tengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia Baru, maka ideologi yang harus lebih diingat-ingat dan dijadikan landasan kebijakan mestinya harus berbasis pada konsep Bhinneka Tunggal Ika.Artinya, sekali pun berada dalam satu kesatuan, tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan. Maka, Indonesia Baru yang kita ciptakan itu, hendaknya ditegakkan dengan menggeser masyarakat majemuk menjadi masyarakat multikultural, dengan mengedepankan keBhinnekaan sebagai strategi integrasi nasional. Namun, jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya: sebuah konflik yang berkepanjangan. Harus disadari, bahwa merubah masyarakat majemuk ke multukultural itu merupakan perjuangan panjang yang berkelanjutan.
·         ISBD merupakan alternatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan salah satunya permasalahan sosial. Maka mahasiswa yang telah mempelajarinya diharapkan mampu menjadi alternatif sebagai pemecah masalah-masalah yang berkaitan erat dalam kehidupan kita baik itu tentang sosial maupun berkenaan dengan budaya.

DAFTAR PUSTAKA