A. Hakikat Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang
berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab,
kasar, kurang ajar dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah seluruh kehidupan
sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis.Peradaban
sebagai suatu perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata
dengan mengabaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang
didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai kesatuan yang utuh.
Huntington
(2001) mendefinisikan peradaban sebagai The
highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity
people have short of that which distinguish humans from other species.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh oleh manusia. Manusia beradab adalah manusia yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal).
Kami
melihat pernyataan Huntington sebagai teori yang seharusnya ada dan tetap melekat
pada diri manusia di era modernisasi ini. Tetapi kenapa di zaman sekarang ini,
manusia beradab seperti sulit untuk ditemui. Ada yang kelihatannya baik, tapi
palsu. Dan terlebih lagi palsu lebih mudah untuk kelihatan.
Muhammad
A.S. Hikam (1999) dalam bukunya Demokrasi dan civil society memberikan definisi
civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan
bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self
generating), keswadayaan (self-supporting), kemandirian yang tinggi berhadapan
dengan Negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh
warganya.
B.
Makhluk
Beradap dan Masyarakat Beradab
Pengertian
adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan
akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup,
penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah,
adab ialah “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat
menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang
berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi
pekerti halus.Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan,
kehormatan, budi bahasa dan etiket.Peradaban dapat diartikan pula hasil
perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang
tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab
terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk
menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa,
system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya
dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
1.
Akal berfungsi sebagai alat pikir
dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Nurani berfungsi sebagai alat
merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3.
Kehendak berfungsi sebagai alat
memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai
sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai
masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya.Segala
sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat
perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa
beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam
proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh
globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan
peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu
masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara.
Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial,
ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator
sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman,
dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain
adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
Orang yang tidak beradab adalah
orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku,
bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun
norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak
beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan
keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan
diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi,
namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa
nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia
yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri
bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di
ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan
nafsu.
Manusia tak beradab, berada di
tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina dari
masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang
banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan
hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan
maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat
dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor
utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
C.
Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban
1.
Evolusi Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan
perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan
hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di
berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan
kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita
bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai
manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal
tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan
bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya
catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini
merupakan satu penemuan revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan
properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan
sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang
mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya
simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari,
seperti warna, bentuk, dan konsep.
Ada dua produk revolusioner hasil dari
akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
a.
Penemuan roda untuk transportasi, pada
mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah
pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil
seperti saat ini.
b. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara
untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda
diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide,
masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
a. Mengenai masa prasejarah ini, ada dua
pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1.
Pendekatan berdasarkan hasil teknologi,
terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya
(Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)
2.
Pendekatan berdasarkan model social
ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
a. Masa berburu
dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit)
dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
b. Masa bercocok
tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
c. Masa
kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.
Manusia berkembang dari homo menjadi human karena
kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R.
Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
1. Zaman
prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai
kira-kira abad ke-5 masehi.
2. Zaman
purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi
sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3. Zaman
madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan
Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
4. Zaman
baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik
modern kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban tidak lain adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai
peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf
tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari
evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan,
memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh,
peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok
bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan,
tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang
peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban
kuno di Indonesia
menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi
Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai
sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri
dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi.
Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun
telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan
peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah
mulai menetap. Di Indonesia,
penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka
menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam,
peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat
membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang
yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut
perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara,
bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju
dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh
tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia,
yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil
budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti
yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta.
Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam
bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri
peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa
semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam
dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen
Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan
bidang komunikasi dan informasi.
2.
Wujud Peradaban
Peradaban tidak hanya berwujud dalam
bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang social budaya.
Penemuan dan revolusi dibidang teknologi memengaruhi kehidupan social budaya
masyarakatnya, dan juga sebaliknya. Selanjutnya, bidang social budaya mengubah
banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang social budaya
mencakup system kekuasaan, system kepercayaan, tulisan perhubungan, dan
organisasi social yang dibentuk kala itu.
b.
Globalisasi sebagai Fenomena dalam
Peradaban
Globalisasi
adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global
itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan.Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar.
Globalisasi
sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa
dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan
transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks.
Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal
seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang
lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara
umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi
memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik
adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan
negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi.
Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi
dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak
asasi manusia.
Pengaruh
globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar
bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan
transnasional yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara.Kapitalisme juga
menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat,
kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang
rasional.
Pengaruh
globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban
lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa
yang menjadi jati dirinya.Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media
informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan
sebagainya.
Globalisasi
juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya
perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.
D. Dinamika
Peradaban Global
1. Asal
Mula Munculnya Peradaban Global
Menurut Arnold Y Toynbee, seorang
sejarawan asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan
teori challenge and respons. Peradaban itu lahir
sebagai tanggapan (respons) manusia yang dengan segenap daya upaya dan
akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam sebagai tantangan
(challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan
hidupnya.Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan.Ada
alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa
atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka
manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut,
begitu pun sebaliknya. Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan
bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan.Keadaan alam
Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan. Setiap kali timbul
kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya.
Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam
suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk
merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut
teknologi.
Teknologi lahir dan dikembangkan
oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga
kebutuhannya dapat terpenuhi.Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan
kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.Alvin Toffler menganalisis
gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya
ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa
gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga
gelombang, yaitu:
a. Gelombang I, peradaban teknologi
pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 M.
b. Gelombang II, peradaban teknologi
industri berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
c. Gelombang III, peradaban
informasi berlangsung mulai 1970 M- sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut
dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan.Gelombang pertama (the first
wave) dikenal dengan revolusi hijau.Dalam gelombang pertama ini manusia
menemukan dan menerapkan teknologi pertanian.Pertanian terbatas pada
pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia.Pada
awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan
hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan.Selanjutnya, mereka
berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat
tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.Gelombang kedua adalah
adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan
revolusi industri di Inggris.Masa gelombang kedua adalah masa revolusi
industri, yaitu kira-kira tahun 1700-1970.Masa ini dimulai dengan penemuan
mesin uap pada tahun 1712.Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis
raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak
hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi
mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar
dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat
menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir
dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin
pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi
informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan
manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi
dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
a. Komunikasi dan data prosesing.
b. Penerbangan dan angkasa luar.
c. Energi alternatif dan energi yang
dapat diperbarui.
d. Terjadinya urbanisasi, yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan
suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global
village (kampung global).Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau
masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya
pada 10-20 tahun mendatang.
2.
Pengertian Peradaban Global
Secara umum peradaban global dapat
diartikan sebagai perkembangan budaya yang menjadi ciri khas dan milik suatu
masyarakat secara menyeluruh.Peradaban global juga diartikan sebagai sebuah
tahapan tertinggi dari kemajuan budaya (Evolusi Budaya) yang membedakan manusia
yang beradab dengan manusia yang tidak beradab/ biadab.
3.
Dampak Positif Dan Negatif Peradaban
Global
Adapun aspek positif globalisasi
antara lain sebagai berikut.
a.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam
berinteraksi.
b. Kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
c.
Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan
efisiensi.
Aspek negatif globalisasi antara
lain sebagai berikut.
a. Masuknya nilai budaya luar akan
menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya
lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.
c. Dalam bidang ekonomi, berkembang
nilai-nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai-nilai sosial
masyarakat.
d. Terjadi dehumanisasi, yaitu
derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan
mesin-mesin berteknologi tinggi.
E.
Problematika Peradaban
Perbedaan mencolok dari peradaban
yang dianut oleh manusia terletak pada tingkat intelektual, perasaan keindahan,
penguasaan teknologi, dan tingkat spiritual yang dianutnya.
Bentuk kebudayaan masyarakat modern
zaman sekarang cendrung meniru kebudayaan barat, baik pola kehidupan, cara
berpikir, ideologi, dan politiknya. Hal ini membuat perkembangan dan perkembangan
mereka meninggalkan konsep masyarakat tradisional.
Meskipun struktur masyarakat modern
yang cendrung kebaratan ini sangat rapuh bila dibandingkan dengan masyarakat
tradisional, namun mereka menguasai sektor-sektor penting dan strategis dalam
kehidupan.
Mereka mempunyai misi untuk
menyatukan antara masyarakat modern dan masyarakat tradisional dengan cara
menarik masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Oleh karena itu terjadilah
perlawanan-perlawanan dari usaha ini. Dimana masyarakat modern cendrung
bersifat agresif dan otoriter dalam menghadapi masyarakat tradisional.
Masyarakat modern cendrung
menggunakan alternative cara barat untuk menyelesaikan suatu masalah, dari pada
kembali kepada pandangan hidup masyarakat tradisional.
Namun demikian cara-cara tersebut
tidak dapat pula mengubah pandangan hidup masyarakat tradisional dalam
keimanan, perasaan nasionalisme, kemerdekaan, dan kehormatan.
Problematika peradaban
di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu
dijaga kelestariannya.Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya
kesenian asli Indonesia.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi
seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang
merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya
akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai
moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian
tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan
salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi.Dimensi
nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini
berubah menjadi individualisme.Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan)
dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling
berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga
berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks
4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar